Makanan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang wajibdipenuhi. Bagaimanapun keadaaannya, bagiamanapun caranya, urusan perut ini harus selalu dicukupi. Jika tidak, bisa dipastikan efek negatifnya lebihbanyak.
Mencukupi kebutuhan pangan tentu saja bukan hanya tugas petani. Karena petani bisa jadi semakin sedikit, sawah semakin sempit, tegalan semakin kurang, tapi kebutuhan pangan akan semakin menerjang. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di muka bumi.
Kita selalu yakin bahwa setiap bayi yang dilahirkan membawa rezekinya sendiri. Artinya, kebutuhan pangan pastiakan selalu tercukupi bagaimanapun caranya. Jika komponen terciptanya bahan pangan ini (petani, lahan, benih) semakin berkurang di sekitar kita, maka cara satu-satunya untuk mencukupi kebutuhan pangan kita adalah dengan mengambil dari daerah lain. Jika daerah-daerah lain di Indonesia mengalami hal yang sama perihal kekurangan komponen pertanian ini, maka daerah di luar Indonesia yang menjadi tumpuan.
Dengan kata lain, impor bahan pangan menjadi primadona. Terdengar lazim dengan kondisi kita saat ini. Berapa banyak bahan pangan kita yang impor untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang dulunya dikenal sebagai negara agraris, tanahnya subur, lumbung padi dan sebutan kebanggaan lainnya.
Impor bahan pangan tentu bukan satu-satunya kesalahan. Daya saing petani lokal yang rendah, harga pupuk yang semakin tinggi, harga jual petani yang rendah, permainan harga, menjadi banyak faktor mengapa impor menjadi solusi dini. Pertanyaannya, apakah solusi dini ini harus menjadi solusi jangka panjang?
Kita tentu memiliki kesamaan persepsi bahwa negara impor bukan julukan yang membanggakan. Karena melambangkan ketergantungan. Lebih membanggakan jika kita menjadi negara yang mandiri. Mandiri untuk menyediakan kebutuhannya sendiri. Lebih-lebih bisa membalik keadaan menjadi negara pengekspor. Bukankah Indonesia dikenal dengan sumberdaya alamnya yang melimpah?
Melanjutkan tulisan itu terlalu jauh dari jangkauan. Rasanya akan lebih baik jika keadaan ini bisa menjadi motivasi bagi diri kita untuk memulai berkebun. Mulai berkebun di tanah sendiri, di sekitarkita. Mulai untuk mencukupi kebutuhan pangan sendiri, untuk keluarga dan tetangga terdekat.
Terlebih, berkebun itu aktivitas yang menyenangkan lho. Tidak hanya menghasilkan namun bisa menjadi sarana refreshing, edukasi, dan pasti kesehatan yang lebih baik. Karena bahan pangan terjamin asal usulnya, kualitasnya, cara mengolahnya hingga cara memasaknya.
Nah, mengapaharusberkebun di era ini?
Karena kita harus menjadi generasi yang mandiri dimulai dari diri kita sendiri, keluarga, tetangga dan sekitar kita.
Semoga kumpulan tulisan di blog ini bisa membantu kita untuk lebih giat lagi berkebun hingga dampak perkebunan kita bisa dirasakan oleh jangkauan yang lebih luas dan luas lagi.
Mari berkebun!
Komentar
Posting Komentar